Monday 18 July 2011

Kisah Asal Mula Salju


Putri salju adalah seorang putri yang sangat cantik jelita. Begitu cantiknya sehingga ia menjadi kebanggaan rakyat negeri awan putih. Baginda raja dan ratu sangat berharap, kelak sang putri akan mendapatkan pangeran yang tampan dan sepadan dengan putri.

Putri salju sendiri tidak pernah memikirkan untuk menikah. Ia sangat senang hidup di negerinya bersama orang tua dan rakyat yang menyayanginya.

Suatu hari, ada seorang pangeran calon raja dari negeri angin. Pangeran itu sangat gagah dan cerdas, setelah melihat putri salju, ia berniat untuk mempersunting putri salju. Raja dan ratu langsung menyetujuinya. Putri salju dengan sedih menerima karena ia tidak ingin melawan orang tuanya.

"Baiklah, kalau putri bersedia. Bulan ini kita segera menikah." Kata pangeran dengan hati gembira. Putri salju sangat terkejut mendengar rencana pernikahan yang begitu cepat.
"Aku tidak mau menikah pada bulan ini," kata putri salju."
"Mengapa? lebih cepat lebih baik. aku masih harus mengerjakan banyak hal untuk negeri dan rakyatku" pangeran berkata dengan gusar.
"Sekarang masih musim dingin, banyak pepohonan beku, bunga belum bermekaran, tunggu bulan depan saja, bunga sudah mulai kuncup dan bermekaran. Aku ingin pada bulan pernikahanku dihiasi dengan harum bunga, kicau burung, semua menjadi lebih indah." jelas putri salju,
"Tidak bisa!! tugasku menumpuk. pokoknya harus bulan ini." kata pangeran tegas.

Pangeran segera pulang ke negeri angin, puteri salju sangat sedih dan menangis tersedu - sedu. ayah puteri salju menghibur puteri salju, ia berjanji akan memetik bunga - bunga di taman kaca istana dan akan membawa seluruh koleksi burung di istana.

Seminggu kemudian hari pernikahan tiba. pangeran telah siap dengan pakaian kebesaran. dengan diiringi pengawal dan pembesar istana yang angkuh. Mereka membawa banyak hadiah untuk calon mempelai perempuan. perhiasan, pakaian, sutra, sepatu. semua sangat indah dan mahal.

Namun bagi putri salju, saat itu adalah saat paling kelabu bagi puteri salju. Tidak ada harum bunga, kicau burung, dan rimbunnya daun. Udara begitu dingin menusuk tubuh.

Dalam hati putri salju berharap agar mau mengucapkan kata - kata yang lembut dan manis, sebagai ungkapan cintanya pada putri salju.

"Apakah kau benar - benar mencintaiku?" bisik putri salju di tengah keramaian pesta.
"Tentu, tapi jangan harap kau bermanja - manja, bila nanti tiba di istanaku, rakyat menginginkan seorang permaisuri yang bijaksana. Tidak manja dan cengeng." Jawab pangeran.

Putri salju terkejut mendengar jawaban pangeran. Pangeran ternyata begitu dingin, putri salju sangat sedih. Selama upacara pernikahan putri salju menahan kekecewaannya.


"sekarang kita sudah menikah, segeralah berkemas. kita harus segera ke negeri angin, banyak tugas yang harus ku selesaikan." kata pangeran,
Putri salju memandang suaminya, dia berharap pangeran dapat memahami hatinya. Namun harapannya sia - sia.
"Bunga - bunga ini sangat indah, bolehkah kubawa atau kupasang di kereta kuda kita?" pinta putri salju.
"Bunga - bunga itu hanya akan mengotori kereta. Kita berangkat sekarang juga." jawab pangeran.

Putri salju kecewa dan merasa kesal. Sebelum pergi meninggalkan orangtua dan istananya, ia berjalan ke ruang - ruang istana yang sebentar lagi akan ditinggalkannya. Banyak kenangan masa kecil yang melintas di matanya. air matanya menitik sedih.

Ketika ia menaiki kereta kuda pangeran terhadilah peristiwa yang mengagumkan. Para dayang berlarian keluar istana dan menghampiri putri salju.
"Putri jangan pergi dulu," kata seorang dayang. "Lihat banyak gumpalan putih dan lembut jatuh dari langit seperti kupu - kupu."

Semua tampak indah dan mengagumkan. pangeran dan pengawalnya pun tertegun kagum melihat kejadian itu.

tidak tahu pasti apa yang menyebabkan terjadinya gumpalan putih tersebut. Namun banyak yang menduga, gumpalan itu adalah lambang dari kesedihan putri salju. mulai hari itu seluruh orang menyebut gumpalan putih dari langit itu dengan nama salju.

#Di sadur dari majalah INO edisi II tahun 2002#

0 comments:

Post a Comment